Sabtu, 02 Agustus 2014

EFEK DAMPAK PEMBANGUNAN JEMBATAN MERAH PUTIH BAGI KEANEKARAGAMAN BIOTA LAUT DI PESISIR PANTAI RUMAH TIGA DAN PESISIR PANTAI GALALA

Teknologi Hasil Perikanan


EFEK DAMPAK PEMBANGUNAN JEMBATAN MERAH PUTIH BAGI KEANEKARAGAMAN BIOTA LAUT DI PESISIR PANTAI RUMAH TIGA DAN PESISIR PANTAI GALALA






    Untuk memenuhi pertumbuhan ekonomi disuatu daerah sangat diperlukan suatu infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi itu, khususnya pembangunan jalan dan jembatan. Dengan sarana jalan dan jembatan yang memadai ini, maka proses pertumbuhan ekonomi pada daerah itu akan berjalan dengan lancar dan baik. Pembangunan jalan dan jembatan ini juga bagus karena cepat untuk menuju suatu daerah yang ingin dituju. Salah satu infrstruktur yang dibuat itu adalah Jembatan Merah Putih di Ambon.
  
    Jemabatan dengan panjang 1,06 kilometer, dengan 300 meter diantaranya berada di atas teluk Ambon. Sedangkan lebar Jembatan 23 meter dan tingginya 35 meter ini akan dibangun untuk menghubungkan dua desa, yaitu Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon dan Desa Galala, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Jembatan yang menghubungkan dua desa tersebut berfungsi untuk mempercepat akses jalan dari Bandara Pattimura Ambon menuju ke Pusat Kota Ambon dan juga untuk mempercepat akses mahasiswa ke Universita Pattimura Ambon.
  
    Jembatan yang dibangun ini juga mempunyai hubungan dengan biodiversitas atau biasa disebut dengan keanekaragaman hayati. Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies, maupun tingkatan ekosistem. Gampangnya, keanekaragaman hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup.
  
    Salah satu dari biodiversitas (Keanekaragaman Hayati) adalah Keanekaragaman Ekosistem. Keanekaragaman Ekosistem adalah hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai. Akibatnya, pada lingkungan tersebut akan dihuni berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup berdampingan.
  
    Perbedaan komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah tersebut juga bervariasi baik mengenai kualitas maupun kuantitasnya. Variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi ini akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Salah satu ekosistem adalah Laut.
  
    Pada pembangunan Jembatan Merah Putih ini juga mempunyai suatu hubungan atau interaksi timbal balik antara Jembatan Merah Putih dengan lingkungan sekitarnya. Lebih khusus hubungannya dengan biota laut yang ada pada pesisir pantai rumah tiga dan pantai galala. Biota laut yang ada pada sekitar pantai rumah tiga dan pantai galala ini sangatlah banyak mulai dari terumbu karang, hewan – hewan laut seperti ikan, dan masih banyak lagi. Biota – biota laut ini sangatlah penting untuk memenuhi keseimbangan lingkungan sekitarnya, terkhususnya pada pesisr pantai rumah tiga dan pantai galala.
  
    Adapun dampak yang ditmbulkan oleh Pembangunan Jembatan Merah Putih, dampak yang diberikan sangat banyak seperti untuk memperpendek jarak dan mempercepat waktu tempuh dari Kota Ambon ke Bandara Pattimura di Desa Laha dan Universitas Pattimura Ambon di Poka sekaligus membangun kawasan Laha hingga Poka karena sudah padatnya Kota Ambon. Saat ini, perjalanan menuju Laha hingga Poka dari Ambon bisa menggunakan feri dengan waktu sekitar 30 menit atau melalui jalan darat sejauh sekitar 20 kilometer atau selama sekitar 45 menit. Adanya jembatan akan membuat waktu tempuh tinggal sekitar 10 menit karena jarak yang di tempuh hanya 1,06 kilometer meter saja. Bisa juga menjadi icon untuk kota Ambon dan menjadi tempat pariwisata juga dapat meningkatkan nama Maluku dalam prestasi pertumbuhan ekonomi nasional maupun dunia.
  
    Selain dampak diatas, ada juga dampak yang merugikan bagi lingkungan sekitarnya yakni pencemaran pada air laut yang disebabkan oleh logam – logam berat yang ada pada pembangunan jembatan ini. Pencemaran ini akan membuat zat – zat dari logam tersebut ada yang larut didalam laut dan juga ada yang tenggelam kedasar laut. Sebagian zat ini akan masuk kedalam jaringan tubuh organisme yang ada pada sekitar pesisir pantai tersebut. Pencemaran oleh zat – zat logam yang masuk ke pantai ini akan langsung diserap oleh fitoplankton, kemudian fitoplankton dimakan oleh zooplankton. Baik fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan plantivores (pemakan plankton) dan seterusnya sampai terjadi rantai makanan mulai fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila pencemaran ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena kesehatan sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar juga tercemar. Demikian juga makanan laut yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar juga mengandung bahan tercemar yang tinggi.
  
    Adapun dampak merugikan lainnya yang diakibatkan oleh pencemaran ini yaitu rusaknya terumbu – terumbu karang yang ada pada dasar pantai tersebut. Padahal banyak manfaat yang di berikan terumbu karang seperti Sumber ikan dan makanan laut lainnya yang mengandung protein tinggi, Melindungi pantai dan penduduk dari hantaman ombak dan arus, sumber penghasilan bagi nelayan (tangkapan ikan), Kekayaan pariwisata bahari yang berdaya jual tinggi (memancing, menyelam,), Sumber kekayaan laut yang bisa digunakan sebagai obat-obatan alami, Sebagai laboratorium alam untuk pendidikan dan penelitian.
  
    Dampak lainnya yang berhubungan dengan sekitar pantai rumah tiga dan pantai galala yaitu, pencemaran zat logam yang terus menerus dilakukan juga akan membunuh ikan – ikan yang berada pada daerah pembangunan jembatan tersebut. Selanjutnya yaitu hilangnya tempat tinggal ikan karena air yang tercemar dan terumbu karang yang sudah rusak.
  
    Terlepas dari itu, dampak yang ditumbulkan dari pembangunan Jembatan Merah Putih untuk adalah terpuruknya perekonomian warga yang tinggal di daerah pesisir pantai rumah tiga dan pesisir pantai galala. Karena, ketika Jembatan Merah Putih ini selesai di bangun dampaknya akan dirasakan oleh beberepa pihak seperti ASDP dalam hal ini kapal Ferry yang selama ini beroperasi di daerah Poka-Galala. Orang tidak akan lagi menaiki kendaraan penyeberangan ini karena dengan alasan efesiensi waktu. Jika minat untuk memakai jasa Ferry ini mungurang ototmatis para penjual jajanan yang tidak lain adalah warga sekitar pesisir panati rumah tiga dan pesisir pantai galala ini mereka akan mengalami penurunan penghasilnnya.
      
    Pihak berikutnya yang merasakan dampak negatif dari pembangunan jembatan Merah Putih ini adalah para pendayung perahu yang setiap harinya melakukan pekerjaan ini untuk menghidupi diri mereka dan keluarganya, pengguna perahu yang biasanya menggunakan jasa  pendayung perahu Poka-Galala akan lebih memilih jembatan Merah Putih sebagai  jalur  penyebrangan karena mereka lebih mengutamakan keselamatan dan mempersingkat waktu. Padahal angkutan perahu ini menjadi favorit para mahasiswa Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon. Karena dengan menggunakan jasa perahu, mereka lebih cepat tiba di kampus dibandingkan menggunakan kapal penyeberangan Ferry. Dari alasan inilah maka bukan tidak mungkin jika akan muncul penganggur-penganggur baru karena pekerjaan sebagai pendayung perahu sudah tidak bisa lagi diandalkan.
  
    Dan itulah beberapa dampak yang diberikan oleh akibat pembangunan Jembatan Merah Putih yang menghubungkan antara Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon dan Desa Galala, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
  
    Sebaiknya, pemerintah lebih cermat lagi dalam mengambil keputusan yang dibuat, agar supaya Pembangunan Jembatan Merah Putih bisa berjalan dengan baik, agar supaya tidak ada pihak yang dirugikan terutama pihak yang ada di sekitar pesisir pantai rumah tiga dan pesisir pantai galala.

Jumat, 01 Agustus 2014

Kerang (Clams), Tiram (Oysters), dan Mussels beserta Ciri - cirinya


A.      Clams (Kerang)

Kerang dalam pengertian paling luas, kerang berarti semua moluska dengan sepasang cangkang. Dengan pengertian ini, lebih tepat orang menyebutnya kerang-kerangan dan sepadan dengan arti clams yang dipakai di Amerika. Kata kerang dapat pula berarti semua kerang-kerangan yang hidupnya menempel pada suatu obyek. Ke dalamnya termasuk jenis-jenis yang dapat dimakan, seperti kerang darah dan kerang hijau (kupang awung), namun tidak termasuk jenis-jenis yang dapat dimakan tetapi menggeletak di pasir atau dasar perairan, seperti lokan dan remis.
Kerang juga dipakai untuk menyebut berbagai kerang-kerangan yang bercangkang tebal, berkapur, dengan pola radial pada cangkang yang tegas. Dalam pengertian ini, kerang hijau tidak termasuk di dalamnya dan lebih tepat disebut kupang. Pengertian yang paling mendekati dalam bahasa Inggris adalah cockle.
      Ciri – Ciri dari Clams (Kerang)
Kerang memiliki dua shells(bivalve) yang menyaring makanan mereka. Kerang dapat mengontrol popularitas luar dan menutup mereka dalam menanggapi rangsangan, melalui ligamentum elastis dan dua besar otot. di dalam kerang mereka biasanya abu-abu, hitam, Anda dapat melihat pusat putih, cokelat. Kerang memiliki sifon yang memaksa air keluar dan memungkinkan mereka untuk mengambil mikroorganisme.
Semua kerang-kerangan memiliki sepasang cangkang (disebut juga cangkok atau katup) yang biasanya simetri cermin yang terhubung dengan suatu ligamen (jaringan ikat). Pada kebanyakan kerang terdapat dua otot adduktor yang mengatur buka-tutupnya cangkang.
Kerang tidak memiliki kepala (juga otak) dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus.
Kerang dapat bergerak dengan "kaki" berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu atau dengan membuka-tutup cangkang secara mengejut.
Sistem sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah. Pasokan oksigen berasal dari darah yang sangat cair yang kaya nutrisi dan oksigen yang menyelubungi organ-organnya.
Makanan kerang adalah plankton, dengan cara menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumi-cumi dan hiu.
Semua kerang adalah jantan ketika muda. Beberapa akan menjadi betina seiring dengan kedewasaan.
Kerang memiliki gonad, kelenjar genital yang memproduksi sperma atau sel telur tergantung pada jenis kelamin kerang. Fertilisasi telur terjadi secara eksternal di mana sperma dan sel telur akan bertemu di dalam air. Telur yang terbuahi berkembang menjadi larva yang disebut trochophore, yang nantinya akan berenang mengikuti arus dan menempel di suatu tempat sebelum mulai membentuk cangkang.


Kerang dalam metamorfosis larva siap sebelum substrat. Dengan 250 sutra jala disaring lumpur, bahkan dimasukkan ke dalam kolam penangkaran, pembentukan 1 mm sampai 2 mm tebal cairan sedimen, dan kemudian menjadi 1 meter sampai 1,2 meter dari air tawar. Setelah air untuk sepenuhnya diklarifikasi, dengan 200 mesh larva sutra dikumpulkan ke dalam kolam lampiran. Air awal setiap hari dua kali, setiap kali selama 50% air, selama 5 hari sampai 7 hari, tingkat adhesi hingga 85%.
Clams: fenomena perubahan aseksual, umumnya dua tahun kematangan seksual, sex ratio dikelilingi oleh gonad matang sekitar blok dalam usus dan meluas ke dasar kaki selama musim kawin,  mata telanjang dapat membedakan antara gonad jantan dan betina, gonad jantan berwarna putih sedangkan gonad betina berwarna kuning. Jenis kelamin dalam bentuk tanpa karakteristik seksual sekunder. Telur berbentuk bulat, dan diameter telur dari 72-90μm, lapisan luar telur membran membran glial primer, disebut membran sekunder. Sisi sedikit cekung kepala sperma, adalah sempit kepompong berbentuk, sekitar 3μm. Gonad belum matang pada bulan April dan Oktober sebelum gonad mereda setelah dikawinkan, kerang terbaca pria, anatomi telur gonad dan sperma tidak dapat melihat lebih dari 90%. Clam fekunditas dan fekunditas dengan ukuran tubuh, dan kondisi eksternal sangat erat terkait, sesuai dengan pengukuran anatomi umumnya 3,4 clam fekunditas usia 40-200 ribu, emisi 20-40 ribu. Kerang matang berkembang biak setahun sekali, tapi kerang sel matang kuman dalam batch, batch yang debit menetas dalam air laut fertilisasi, pertumbuhan metamorfosis.
Secara keseluruhan, musim kawin kerang dari bulan Maret sampai September, tetapi laut kondisi dan faktor iklim perubahan mempengaruhi periode pemeliharaan kerang awal atau lebih lambat. Secara umum, awal Selatan di utara, musim Nasional kerang pembibitan: Mei-Juli, Guangxi, Fujian, Jiangsu, Juni-Juli, Liaoning, Shandong, Juli-Agustus (Qingdao Mei-September). Clam pemuliaan suhu air 24-25. 5, suhu optimum 25.
  
B. Oysters (Tiram)

Tiram adalah sekelompok kerang-kerangan dengan cangkang berkapur dan relatif pipih. Tiram sejati adalah semua bivalvia yang termasuk keluarga Ostreidae. Namun demikian, nama tiram dipakai pula untuk beberapa hewan lain di luar kelompok itu.
Dagingnya rendah kalori dan mengandung kalsium dan vitamin A.
Kingdom  :Fungi
Filum                   :Basidiomycota
Kelas                   :Homobasidiomycetes
Ordo                    :Agaricales
Famili                  :Tricholomataceae
Genus                  :Pleurotus
Spesies                 :P. ostreatus

Ciri – ciri dari Oysters (Tiram)

Cangkang tiram biasanya oval atau berbentuk buah pir , tetapi akan bervariasi dalam bentuk , tergantung pada apa yang mereka melekat . Mereka umumnya keputihan abu-abu dalam warna kulit terluar , dan shell di dalam mereka biasanya putih porselen .Mereka memiliki otot adduktor yang sangat kuat untuk menutup cangkang mereka ketika terancam .

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom.
Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk. Selain itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu.

C. Mussels


Sebuah Mussels adalah jenis kerang moluska yang dapat ditemukan di danau air tawar , sungai , dan anak sungai , bersama dengan zona intertidal asin mana lautan bertemu pantai . Seperti banyak kerang lainnya , mereka dibudidayakan dan menangkap di alam liar untuk melayani sebagai makanan bagi manusia , dan mereka juga memiliki sejumlah predator dalam lingkungan alam . Moluska ini juga jauh lebih populer di Eropa dan bagian Asia dari Amerika Utara , di mana hanya sebagian kecil dari populasi tertarik pada kerang sebagai sumber makanan .


      Ciri – ciri dari Mussels :

Remis berbagi banyak karakteristik dengan kerang , kerang lain yang banyak dimakan oleh manusia . Mereka memiliki lebih lonjong dari shell oval , namun, dengan wilayah dorsal terletak di bagian bawah dari kerang daripada di tengah, seperti yang umum dengan kerang . Remis biasanya memiliki shell gelap, biru , hijau , atau coklat , dan mereka datang dalam berbagai ukuran . Pada air tawar , mereka biasanya bersembunyi ke bagian bawah badan air , yang memungkinkan pemanen untuk menggali mereka relatif mudah . Sebuah kerang intertidal jangkar dirinya ke batu dengan sekelompok tebal dari serat yang sangat kuat yang dapat sulit untuk mengusir .

Semoga bisa membantu :)