EFEK DAMPAK PEMBANGUNAN JEMBATAN MERAH PUTIH BAGI KEANEKARAGAMAN BIOTA LAUT DI PESISIR PANTAI RUMAH TIGA DAN PESISIR PANTAI GALALA
Untuk memenuhi pertumbuhan ekonomi disuatu daerah sangat diperlukan suatu infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi itu, khususnya pembangunan jalan dan jembatan. Dengan sarana jalan dan jembatan yang memadai ini, maka proses pertumbuhan ekonomi pada daerah itu akan berjalan dengan lancar dan baik. Pembangunan jalan dan jembatan ini juga bagus karena cepat untuk menuju suatu daerah yang ingin dituju. Salah satu infrstruktur yang dibuat itu adalah Jembatan Merah Putih di Ambon.
Jemabatan dengan panjang 1,06 kilometer, dengan 300 meter diantaranya berada di atas teluk Ambon. Sedangkan lebar Jembatan 23 meter dan tingginya 35 meter ini akan dibangun untuk menghubungkan dua desa, yaitu Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon dan Desa Galala, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon. Jembatan yang menghubungkan dua desa tersebut berfungsi untuk mempercepat akses jalan dari Bandara Pattimura Ambon menuju ke Pusat Kota Ambon dan juga untuk mempercepat akses mahasiswa ke Universita Pattimura Ambon.
Jembatan yang dibangun ini juga mempunyai hubungan dengan biodiversitas atau biasa disebut dengan keanekaragaman hayati. Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati) adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah. Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik tingkatan gen, tingkatan spesies, maupun tingkatan ekosistem. Gampangnya, keanekaragaman hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup.
Salah satu dari biodiversitas (Keanekaragaman Hayati) adalah Keanekaragaman Ekosistem. Keanekaragaman Ekosistem adalah hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Suatu lingkungan tidak hanya dihuni oleh satu jenis makhluk hidup saja, tetapi juga akan dihuni oleh jenis makhluk hidup lain yang sesuai. Akibatnya, pada lingkungan tersebut akan dihuni berbagai makhluk hidup berlainan jenis yang hidup berdampingan.
Perbedaan komponen abiotik (tidak hidup) pada suatu daerah menyebabkan jenis makhluk hidup (biotik) yang dapat beradaptasi dengan lingkungan tersebut berbeda-beda. Komponen biotik dan abiotik di berbagai daerah tersebut juga bervariasi baik mengenai kualitas maupun kuantitasnya. Variasi kondisi komponen abiotik yang tinggi ini akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Salah satu ekosistem adalah Laut.
Pada pembangunan Jembatan Merah Putih ini juga mempunyai suatu hubungan atau interaksi timbal balik antara Jembatan Merah Putih dengan lingkungan sekitarnya. Lebih khusus hubungannya dengan biota laut yang ada pada pesisir pantai rumah tiga dan pantai galala. Biota laut yang ada pada sekitar pantai rumah tiga dan pantai galala ini sangatlah banyak mulai dari terumbu karang, hewan – hewan laut seperti ikan, dan masih banyak lagi. Biota – biota laut ini sangatlah penting untuk memenuhi keseimbangan lingkungan sekitarnya, terkhususnya pada pesisr pantai rumah tiga dan pantai galala.
Adapun dampak yang ditmbulkan oleh Pembangunan Jembatan Merah Putih, dampak yang diberikan sangat banyak seperti untuk memperpendek jarak dan mempercepat waktu tempuh dari Kota Ambon ke Bandara Pattimura di Desa Laha dan Universitas Pattimura Ambon di Poka sekaligus membangun kawasan Laha hingga Poka karena sudah padatnya Kota Ambon. Saat ini, perjalanan menuju Laha hingga Poka dari Ambon bisa menggunakan feri dengan waktu sekitar 30 menit atau melalui jalan darat sejauh sekitar 20 kilometer atau selama sekitar 45 menit. Adanya jembatan akan membuat waktu tempuh tinggal sekitar 10 menit karena jarak yang di tempuh hanya 1,06 kilometer meter saja. Bisa juga menjadi icon untuk kota Ambon dan menjadi tempat pariwisata juga dapat meningkatkan nama Maluku dalam prestasi pertumbuhan ekonomi nasional maupun dunia.
Selain dampak diatas, ada juga dampak yang merugikan bagi lingkungan sekitarnya yakni pencemaran pada air laut yang disebabkan oleh logam – logam berat yang ada pada pembangunan jembatan ini. Pencemaran ini akan membuat zat – zat dari logam tersebut ada yang larut didalam laut dan juga ada yang tenggelam kedasar laut. Sebagian zat ini akan masuk kedalam jaringan tubuh organisme yang ada pada sekitar pesisir pantai tersebut. Pencemaran oleh zat – zat logam yang masuk ke pantai ini akan langsung diserap oleh fitoplankton, kemudian fitoplankton dimakan oleh zooplankton. Baik fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan plantivores (pemakan plankton) dan seterusnya sampai terjadi rantai makanan mulai fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila pencemaran ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena kesehatan sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar juga tercemar. Demikian juga makanan laut yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar juga mengandung bahan tercemar yang tinggi.
Adapun dampak merugikan lainnya yang diakibatkan oleh pencemaran ini yaitu rusaknya terumbu – terumbu karang yang ada pada dasar pantai tersebut. Padahal banyak manfaat yang di berikan terumbu karang seperti Sumber ikan dan makanan laut lainnya yang mengandung protein tinggi, Melindungi pantai dan penduduk dari hantaman ombak dan arus, sumber penghasilan bagi nelayan (tangkapan ikan), Kekayaan pariwisata bahari yang berdaya jual tinggi (memancing, menyelam,), Sumber kekayaan laut yang bisa digunakan sebagai obat-obatan alami, Sebagai laboratorium alam untuk pendidikan dan penelitian.
Dampak lainnya yang berhubungan dengan sekitar pantai rumah tiga dan pantai galala yaitu, pencemaran zat logam yang terus menerus dilakukan juga akan membunuh ikan – ikan yang berada pada daerah pembangunan jembatan tersebut. Selanjutnya yaitu hilangnya tempat tinggal ikan karena air yang tercemar dan terumbu karang yang sudah rusak.
Terlepas dari itu, dampak yang ditumbulkan dari pembangunan Jembatan Merah Putih untuk adalah terpuruknya perekonomian warga yang tinggal di daerah pesisir pantai rumah tiga dan pesisir pantai galala. Karena, ketika Jembatan Merah Putih ini selesai di bangun dampaknya akan dirasakan oleh beberepa pihak seperti ASDP dalam hal ini kapal Ferry yang selama ini beroperasi di daerah Poka-Galala. Orang tidak akan lagi menaiki kendaraan penyeberangan ini karena dengan alasan efesiensi waktu. Jika minat untuk memakai jasa Ferry ini mungurang ototmatis para penjual jajanan yang tidak lain adalah warga sekitar pesisir panati rumah tiga dan pesisir pantai galala ini mereka akan mengalami penurunan penghasilnnya.
Pihak berikutnya yang merasakan dampak negatif dari pembangunan jembatan Merah Putih ini adalah para pendayung perahu yang setiap harinya melakukan pekerjaan ini untuk menghidupi diri mereka dan keluarganya, pengguna perahu yang biasanya menggunakan jasa pendayung perahu Poka-Galala akan lebih memilih jembatan Merah Putih sebagai jalur penyebrangan karena mereka lebih mengutamakan keselamatan dan mempersingkat waktu. Padahal angkutan perahu ini menjadi favorit para mahasiswa Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon. Karena dengan menggunakan jasa perahu, mereka lebih cepat tiba di kampus dibandingkan menggunakan kapal penyeberangan Ferry. Dari alasan inilah maka bukan tidak mungkin jika akan muncul penganggur-penganggur baru karena pekerjaan sebagai pendayung perahu sudah tidak bisa lagi diandalkan.
Dan itulah beberapa dampak yang diberikan oleh akibat pembangunan Jembatan Merah Putih yang menghubungkan antara Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon dan Desa Galala, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
Sebaiknya, pemerintah lebih cermat lagi dalam mengambil keputusan yang dibuat, agar supaya Pembangunan Jembatan Merah Putih bisa berjalan dengan baik, agar supaya tidak ada pihak yang dirugikan terutama pihak yang ada di sekitar pesisir pantai rumah tiga dan pesisir pantai galala.